Alam Raya Permai.blogspot.com

Get cash from your website. Sign up as affiliate. Get a Free Nintendo Wii from Xpango - click here

Jumat, 25 Februari 2011

MASJID AGUNG DEMAK BANTEN

     Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Indonesia yang didirikan oleh Wali Songo dan terletak di Desa  kauman,Demak,Jawa Tengah. Masjid Agung Demak dibangun Walisanga tahun 1466 bersama Raden Fatah, bernama Masjid Glagahwangi, karena berlokasi di tengah pondok Pesantren Glagahwangi, yang dipimpin Sunan Ampel. Proses pembangunannya yang pertama, konon bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon, dan dibangun hanya dalam satu malam yaitu pada saat bulan purnama pada Jum’at malam Kliwon, bulan Ruwah, tahun 1388 Jawa ( tahun 1466 Masehi ).
     Tahun 1475 Raden Fatah yang masih menjadi Adipati Majapahit dengan gelar Adipati Notoprojo, melakukan renovasi dan perluasan, dibantu anak buah nahkoda muslim Cina anak buah Ceng-Ho yang berlabuh di Semarang. Dan setelah selesai namanya berubah menjadi Masjid Kadipaten dan renovasi ini selesai tahun 1477. Setelah menjadi Sultan Demak tahun 1478, Raden Fatah kemudian melakukan pembangunan lagi ( pembangunan tahap ketiga ) masjid ini. Dan pembuatan rancang bangunnya dibantu para wali lagi, khususnya Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati. Pembangunan dilakukan Dewan Wali yang dipimpin oleh Syeh Maulana Maghribi, seorang ulama berasal dari Maroko. Begitu selesai masjid ini kemudian berubah lagi namanya menjadi Masjid Kasultanan Bintoro. karena Raden Fatah sebagai Sultan yang bergelar Kanjeng Sultan Raden Abdul Fatah Al Akbar Sayyidin Pranotogomo, berkedudukan di Bintoro. Sampai akhirnya setelah Masjid ini di serahkan kepada pemerintah maka pada tahun 1988 sesuai dengan SK yang di keluarkan oleh Menteri RI maka Masjid ini berubah nama menjadi Masjid Agung Demak.
     Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Tiang ini konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai 'saka tatal' bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Empat tiang utama tersebut juga melambangkan simbol bahwa empat mazhab yang diikuti, yaitu Mazhab Maliki, Hanafi, Ahmad bin Hanbal dan mazhab Syafi’i. Penampilan atap limas piramida masjid ini menunjukkan Aqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, bertuliskan “Condro Sengkolo”, yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit.
     Luas serambi masjid adalah 17,50 x 29 m2 dengan ketingiian 7,63m. Hampir semua bahan bangunan masjid terbuat dari kayu jati, seperti kerangka konstruksi, balok loteng, geladak dan tiang utama. Dinding bangunan induknya bersegi empat dan memiliki 5 pintu dan 6 jendela. Atapnya bertingkat 3, disangga empat tiang utama, yang konon sumbangan Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kalijaga. Dan bahkan pula, tiang utama sumbangan dari Sunan Kalijaga terbuat dari “ tatal “ ( serpihanserpihan kayu yang diikat jadi satu ).
      Masjid ini banyak di kunjungi oleh peziarah yang berasal dari seluruh pelosok indonesia bahkan dari peziarah mancanegara sehingga pada kondisi normal, Masjid Agung Demak dapat menampung 5000 jamaah sholat Jumat. Pada hari-hari raya, misal I’edul Fitri dan I’edul Adha, jumlah ini dapat membengkak menjadi 15.000 sampai 20.000 jamaah. Jumlah peziarah setiap harinya tidak kurang mencapai ratusan orang dan akan mencapai ribuan orang pada hari-hari besar.





Jumat, 11 Februari 2011

MUSEUM KERETA API AMBARAWA

     Ada satu lagi obyek wisata yang tak kalah menariknya dengan obyek wisata lainnya yang terletak di kabupaten Semarang yaitu obyek wisata Museum Kereta Api Ambarawa,Semarang,Jawa Tengah yang memiliki koleksi sejarah perkereta apian di indonesia khususnya di Semarang,Jawa Tengah.
     Museum Kereta Api Ambarawa terletak di Jl. Stasiun Ambarawa No. 1 Ambarawa dan museum ini dahulu adalah sebuah stasiun kereta api yang diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 yaitu pada jaman pemerintahan kolonial Koningen Willem I sehingga dahulu disebut juga  stasiun Willem I. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum. Sampai sekarang, beberapa ruangan dan perabot yang dulu sering digunakan selama masa tersebut, masih tampak terlihat terawat dengan baik. Anda bisa melihat bagian ruang tunggu yang masih lengkap dengan perabot meja kursi tempo dulu dan beberapa peralatan komunikasi dan kontrol jalur kereta api yang kesemuanya masih dalam kondisi baik. Pada jaman kolonial, kereta api yang ada di stasiun ini digunakan sebagai sarana transportasi umum untuk melayani penumpang dan hasil pertanian di sekitar lokasi. Untuk melintasi area perbukitan, pada bagian tengah dari rel kereta api terdapat plat besi khusus untuk memudahkannya mendaki bukit.
     Saat ini, satu dari beberapa lokomotif tua yang ada di stasiun ini masih digunakan untuk keperluan wisata, terutama bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman naik kereta ber-loko seperti yang dulu pernah terjadi. Salah satu kereta api bergerigi di Indonesia yang dengan gagahnya mampu berjalan dengan kemiringan 30 derajat /ml menuju stasiun Bedono yang berjarak 9 km ditempuh dalam waktu 1 jam dan berkapasitas 80 orang. Wisatawan bisa menikmati panorama di sepanjang perjalanan berupa Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu yang menjulang tinggi serta hamparan Rawa Pening di bagian bawah.
     Saratnya kandungan sejarah dengan suasana stasiun kereta api jaman dulu yang masih terawat rapi, menjadikan lokasi ini cukup populer sebagai tempat untuk "pre wedding photgraphy" atau sekedar untuk jalan-jalan dengan kerabat dekat kita atau pasangan kita.




Minggu, 06 Februari 2011

OBYEK WISATA BANDUNGAN SEMARANG

    Bandungan merupakan daerah kecamatan yang terletak di Kabupaten Kota Semarang - Jawa Tengah, Kecamatan Bandungan merupakan daerah obyek wisata pegunungan yang terletak dilereng gunung Ungaran, Semarang yang memiliki pemandangan alam yang sangat indah dan memukau dengan pemandangan pesawahan, perkebunan sayur, buah dan bunga yang dapat dijumpai disepanjang jalan menuju dan di daerah Bandungan itu sendiri. Obyek wisata ini dapat di tempuh dengan kendaraan selama 1 jam di sebelah selatan Semarang atau sekitar 20 menit dari Ungaran atau sekitar 15 menit dari Ambarawa melalui jalur pegunungan.
    Kecamatan Bandungan juga memiliki ragam wisata yang ditawarkan, diantaranya adalah wisata Cagar Budaya Candi Gedong Songo yang syarat akan nilai historisnya, wisata kuliner, serta area pemancingan Jimbaran dan Kawasan rekreasi Kolam Renang Panorama Alam Sidomukti, hingga wisata perawatan kecantikan spa relaksasi pada Susan Spa. Dengan dilengkapi fasilitas akomodasi berupa villa resort, bermacam tipe hotel (bintang - melati), hingga losmen dan pemandian air panas, menjadikan Kecamatan Bandungan merupakan daerah wisata yang sangat kompleks dan banyak mendatangkan serta meningkatkan wisatawan yang datang, baik Lokal, Domestik maupun Manca Negara.
    Nama Bandungan itu sendiri memiliki asal-usul yaitu dikisahkan dari Pasutri K. Sanggem yang memperoleh wangsit untuk mencari sumur di lereng G.Ungaran, yaitu sumur yang airnya mengalir seperti sungai agar dia dapat memiliki anak. Setelah sumur ditemukan dan dia memiliki banyak anak, lalu dia mendapatkan wangsit lagi untuk menutup (=membendung) sumur tersebut agar tidak menyebabkan malapetaka bagi kampong dibawahnya, dengan konsekuensi di desanya tidak akan ada sumber mata air dan akhirnya sumur tersebut di tutup dengan gong. Desa tersebut akhirnya di kenal dengan Bandungan (= bendungan). Makam Kyai Sanggem berada di belakang Kantor Kecamatan Bandungan.
    Para wisatawan dapat menikmati wisata kuliner yang beraneka ragam mulai dari jagung bakar sampai jenis hidangan Mie ayam sampai Bakso yang cukup menghangatkan tubuh kita juga kita bisa menikmati beraneka macam buah-buahan yang banyak di jual di area obyek wisata ini. Bahkan juga terdapat tanaman hias yang sangat indah dan bagus-bagus sekali dan banyak di cari oleh wisatawan lokal maupun asing.





tagged by standingproud Pictures, Images and Photos